Minggu, 08 April 2012

TAMAN SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE


TAMAN SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE



Saptu 7 April 2012 saya dan teman-teman mahasiswa  Sekolah Tinggi Pariwisata SAHID Jakarta khususnya anak-anak Program Beasiswa Unggulan Angkatan 7 kembali melakukan suatu kegiatan kunjungan.Kegiatan seperti ini kerap kali kami lakukan dalam rangka memenuhi tuntutan salah satu mata kuliah Ecotourism. Dan lokasi kunjungan kami kali ini adalah Muara Angke.


Board walk
                                               
Hutan Muara Angke, merupakan satu-satunya kawasan hutan terkahir di kawasan Ibukota Jakarta. Bagaikan sumber air di tengah gurun, karena keberadaannya dihimpit oleh kawasan perumahan mewah Pantai Indah Kapuk.


Penanaman Pohon Bakau
                                                       
Sebagai satu-satunya hutan yang tersisa di Jakarta, sejarah yang ada menunjukkan bahwa Hutan Bakau Muara Angke memang sejak dulu sudah direncanakan sebagai kawasan hutan lindung. Pertama kali ditetapkan sebagai Cagar Alam dengan Keputusan Gubernur Hindia Belanda Nomor 24 tanggal 18 Juni 1939 seluas 15,4 Ha. Pada tahun 1977 ditetapkan kembali oleh Menteri Pertanian sesuai SK. No. 16/Um/6/1977 tangal 10 Juni 1977, hingga akhirnya status Cagar Alam diubah menjadi Suaka Margasatwa berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 755/Kpts-II/98 dengan luas 25,02 Ha.


Tempat peristirahatan

                                              



Mengenai filosofi nama Muara Angke,diperkirakan dinamai menurut nama panglima perang Kerajaan Banten ,Tubagus Angke,yang memimpin pasukan kerajaan Banten untuk membantu kerajaan Demak menggempur benteng Portugis di Sunda Kelapa (Jakarta) di awal abad ke-16.Sungai tempat pasukan Tubagus Angke bermarkas kemudian dikenal sebagai kali angke dan daerah yang terletak diujung sungai ini disebut Muara Angke.

Berkeliling di TSMMA
                                                    
Banyak hal yang bisa kita lihat dan pelajari ketika berkunjung ke Taman Suaka Margasatwa Muara Angke ini. Semua keanekaragaman hayati bisa kita lihat dengan menyenangkan melalui board walk sepanjang 843 meter yang mengitari taman suaka ini. Board walk ini langsung bermula dari pintu masuk sampai dengan menjelang bibir pantai.


Melihat ikan
                                                       
Suasana ditempat ini begitu sejuk,ditengah hiruk pikuknya kota Jakarta ternyata masih ada juga tempat yang bisa memberikan ketenangan dan menyuguhkan pemandangan alam yang sangat luar biasa.Ketika kami tiba di Muara angke,setelah berjalan beberapa meter dari pintu masuk Taman Suaka Margasatwa Muara Angke kami langsung dikagetkan dengan monyet-monyet yang bergelantungan dipohon,seakan mereka menyambut dan mengucapkan selamat datang kepada kami.


Monyet sedang memakan buah
                                             
Begitu masuk di tempat ini detak kagum yang timbul dalam benak saya melihat keindahan,keasrian,alam di Taman Suaka Margasatwa Muara Angke ini.Suasana yang sangat jarang sekali saya teukan dikota Jakarta.Dan suasana seperti ini lah yang kerap kali saya cari untuk menghilangkan penat.


Hunting foto
                                                               
Berjalan mengikuti board walk dari pintu masuk yang kita jumpai pertama kali adalah Pusat Informasi, kantor petugas dan tempat bersantai sebagai persiapan sebelum berkeliling ke hutan bakau. Tak jauh dari Pusat Infromasi akan kita temukan tempat pengamatan burung-burung dan aktifitas di taman ini. Karena berada di ketinggian sekitar 20 meter dan terletak diantara pohon-pohon besar, tempat ini lebih mirip dengan rumah pohon.

Ujung Board Walk
                                                               
Ketika kami tiba di ditempat ini ternyata Bapak Resijati Wasito yaitu salah satu petugas yang ada di Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke sekaligus pemandu kami belum terlihat dilokasi.Ahirnya setelah kami menunggu beberapa saat ahirnya beliau datang dan dengan begitu ramahnya menyapa kami dan kemudian beliau mengajak kami berkeliling di Lokasi Hutan bakau ini dan banyak memberikan informasi kepada kami tentang Taman Suaka Margasatwa Muara Angke ini.


Foto bersama Bapak Resijati Wasito
                                              
Ketika kami tanya mengapa Muara Angke ini disebut sebagai hutan bakau padahal selayang mata memandang lokasi ini dipenuhi dengan tumbuhan  tumbuhan Mangruf.Beliau mengatakan bahwa,memang pada hakikatnya Muara Angke ini adalah hutan magruf.Tapi dikarenakan ada salah satu spesies mangruf yang berbentuk bakau maka tempat ini disebut hutan bakau.

Wawancara
                                                          
Setelah melewati separo dari total panjang board walk, kami lebih banyak melihat burung yang ada di rawa-rawa. Pohon-pohon yang ada di dominasi oleh pohon Bakau dan pohon Nipah sampai dengan ujung dari board walk ini.Namun saat melintasi board walk ini kita harus hati-hati karna dari beberapa bagian board walk ini sudah banyak yang lapuk.Pak jati menghimbau kepada kami untuk berhati-hati saat melangkah.

Salah satu jenis Burung di TSMMU
                                                       
Selama di kawasan Taman Suaka ini Banyak sekali terdengar kicauan burung, namun jarang sekali terlihat karena burung-burung tersebut bersembunyi diantara rerimbunan pepohonan.Ketika kami tanya tentang spesies burung apa saja yang terdapat ditempat ini beliau mengatakan habitat burung yang hidup di Taman Suaka ini sekitar 74 jenis burung,diantaranya seperti burung ketilang,perjak,burung bangau dll.Sedangkan untuk jenis-jenis tumbuhannya adalah Api-api ( Avicena marina ), Bakau Bandul ( Rhyzopora mucronata ), Pidada ( Soneratia caseolaris ), Nipah ( Nypa fruticans ), Buta-buta ( Exoecaria agallacha ), Ketapang ( Terminalia cattapa ) dan waru laut ( Hibiscus tiliaceus ).

Pohon Bakau
                                                          
Beliau juga menyebutkan satwa yang ada di Hutan Bakau ini yaitu : Biawak, Ular Sanca ( Phyton reticulatus ) , ular Cobra ( Naja sputatrix ) dan kera ekor panjang ( Macaca fasticularis ).Selain itu di Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke juga telah dibangun sarana dan prasarana sebagai Pusat Pendidikan Lahan Basah yang nantinya diharapkan dapat menngkatkan pendidikan tentang lahan basah dan lingkungan di Suaka Margasatwa Muara Angke.

Ditempat ini juga terdapat danau yang tidak begitu besar.Spesies ikan yang ada didanau ini adalah ikan gabus,ikan sepat,dan ikan lele.Pak jati menyebutkan danau ini tidak boleh dijadikan lokasi pemancingan,danau ini adalah tempat para burung mencari makan.Pak jati juga menyebutkan bahwa apabila ada yang coba merusak ataupun masuk ke lokasi hutan ini tampa ijin akan dikenakan hukum pidana selam 5 tahun + denda 100 juta.


Ditempat ini kami banyak melihat sampah yang berserakan.Pak jati mengatakan sampah-sampah ini adalah limbah dari Sungai Angke yang tepat berada di pinggir Taman Suaka Margasatwa Muara Angke ini.Dan ketika kami tanya upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hal ini beliau mengatakan pihak pengelola TSMMU ini setiap 2 minggu mereka melakukan pembersihan sampah-sampah tersebut.

Untuk perbaikan fasilitas yang ada di TSMMU ini pihak pengelola melakukan perbaikan fasilitas dalam jangka waktu 1 tahun sekali.Ketika kami tanya tentang kendala apa yang dihadapi dalam pengembangan Taman Suaka Margasatwa Muara Angke ini pak Jati  menyebutkan “Kurangnya Sumber Daya Manusia untuk pengelolaan tempat ini”.Untuk masalah pendanaan Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke ini didanai oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia karna  memang lokasi ini dibawah naungan Departemen Kehutanan RI.



Salah satu kendala yang kami dapati di Taman Suaka Margasatwa Muara Angke ini adalah tidak adanya tempat parkir kendaraan.Setiap pemgunjung yang datang kelokasi ini yang membawa kendaraan hanya dapat memarkirkan kendaraan disekitar pinggir jalan dan ini mungkin menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah khususnya pihak pengelola Muara Angke ini.

Bagi anda yang betul-betul ingin melihat habitat burung-burung secara lebih mendalam pihak pengelola Taman Suaka Margastwa ini bisa menyediakan boat untuk mengarungi Muara Sungai Angke dan sekaligus menuju Pulau Burung yang terletak tidak jauh dari Hutan Angke. Namun trip ini hanya dilakukan jam 3 sore, karena pada saat inilah burung-burung mulai keluar dan terbang secara bergerombol.




Selain sebagai tempat konservasi Taman Suaka Margasatwa ini juga dapat diganakan sebagai tempat penelitian.Disini saya mengajak kepada anda semua,khususnya warga Kota Jakarta untuk mengunjungi tempat ini dan ikut melestarikan tempat ini.Agar menambah kesadaran bagi kita semua bahwa alam itu sangat penting bagi manusia dan kelangsungan hidup manusia.Tampa alam,tidak mungkin manusia dibumi ini dapat hidup.Dan selain itu juga pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.Khususnya untuk tidak membuang sampah sembarangan  dan membuang limbah sembarangan,agar alam dan lingkungan sekitar kita tetap lestari.Ketika alam dan manusia seimbang,maka keberlangsungan dan kesejahteraan manusia juga akan terjamin.

Berjalan di Board Walk
                                                   
Untuk berkunjung kesini kita mesti mendapatkan izin terlebih dahulu dari Departemen Kehutanan – Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam – Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta – Jl.Salemba Raya No.9 Jakarta Pusat, Telp. : 021-3908771 / 3158142 . Semoga Taman Suaka Margasatwa Muara Angke ini tetap bertahan, bahkan bertambah luas areanya, walaupun keberadaan Muara Angke akan membuat iri para pengembang perumahan yang ada sekitar Muara Angke.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi referensi bagi anda khususnya jika anda ingin berkuujung di Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke.Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai  Taman Suaka Margasatwa Muara Angke anda dapat mengunjungi website www.bksdadkijakarta.com . Terimakasih.....

2 komentar:

  1. Nilai: 85

    Bagus dan lengkap laporannya, mudah-mudahan apa yang kamu dengar dan lihat disana bisa menambah wawasan dan kepedulian kamu untuk lebih cinta akan lingkungan sekitar, dan menjaga Jakarta untuk tetap hijau.

    Note: uniform wajib dipakai kalian kunjungan bukan an pribadi tetapi mahasiswa STP SAHID JAKARTA, tq

    BalasHapus
  2. penulisan mangruf sebenarnya mangrove, selain itu mangrove sama artinya dengan bakau, hanya banyak yang tidak tahu mengenai mangrove, sedangkan bakau sudah dipakai sejak lama di Indonesia untuk menyebut mangrove :)

    BalasHapus